Nama Indonesia berasal dari berbagai rangkaian
sejarah yang puncaknya terjadi di pertengahan abad ke-19. Bangsa Indonesia
memiliki banyak sebutan yang berbeda-beda. Saat itu negara kita namanya belum
Indonesia.
Menurut catatan sejarah, Bangsa Tionghoa menyebut
Indonesia dengan sebutan Nan-hai ("Kepulauan Laut Selatan").
Sedangkan pada berbagai catatan kuno Bangsa India pada saat itu menyebut bangsa
ini dengan nama Dwipantara ("Kepulauan Tanah Seberang"). Adapun
bangsa Arab menyebut kepulauan tersebut sebagai Jaza'ir al-Jawi (Kepulauan
Jawa). Dalam bahasa Arab juga dikenal nama-nama Samathrah (Sumatera), Sholibis
(Pulau Sulawesi), dan Sundah (Sunda) yang disebut kulluh Jawi ("semuanya
Jawa"). Jadi, ada banyak nama yang digunakan untuk menyebut kepulauan
Indonesia, ataupun sebutan yang digunakan oleh negara-negara lain.
Bagi bangsa Eropa, daerah Asia yang terbentang luas
antara Persia dan Tiongkok semuanya adalah Hindia. Jazirah Asia Selatan mereka
sebut "Hindia Muka" dan daratan Asia Tenggara dinamai "Hindia
Belakang", sementara kepulauan ini memperoleh nama Kepulauan Hindia
(Indische Archipel, Indian Archipelago, l'Archipel Indien) atau Hindia Timur
(Oost Indie, East Indies, Indes Orientales) Dan Kepulauan Melayu (Maleische
Archipel, Malay Archipelago, l'Archipel Malais).
LIHAT JUGA: Makalah tentang Kolonialisme dan Imperialisme
LIHAT JUGA: Makalah tentang Kolonialisme dan Imperialisme
Pencipta Nama Indonesia
Nama Indonesia itu
tidak diciptakan oleh orang Indonesia sendiri. Nama Indonesia merupakan sebutan
yang pertama kali digunakan oleh seorang etnolog asal Inggris bernama George
Samuel Windsor Earl. Ia menyebut bangsa yang tinggal di kepulauan tersebut
dengan nama Indu-nesian dan Melayunesians pada tulisannya yang ia buat tahun
1835 hingga 1850. Tetapi ia tidak menyebut nama Kepulauan itu dengan dua kata
tersebut. Sepertinya Earl masih bingung dengan penyebutan kepulauan itu walau
ia telah menemukan dua kata tadi.
Kemudian James
Richardson Logan asal Inggris pada tahun 1850 menulis suatu karangan ilmiah
yang berjudul “The Ethnology of The India
Archipelago” dalam suatu jurnal dengan nama “Journal of The Indian Archipelago and Eastern”. Dalam karangannya
tersebut ia menyebut Kepulauan Nusantara dengan nama Indonesia. Logan
menggunakan kata Indonesia juga untuk menyebut penduduk kepulauan itu yang
berkulit lebih terang dibandingkan yang berada di wilayah timurnya.
Kemudian Adolf Bastian
seorang Jerman yang ahli Etnologi ialah orang yang mempopulerkan nama Indonesia.
Ia menggunakan nama tersebut pada tahun 1884 dalam karangan ilmiahnya yang
berjudul Indonesien “Oder Die Inseln Des
Malayischen Archipels”. Sejak itu nama Indonesia makin populer digunakan
untuk menyebut wilayah yang juga disebut sebagai Hindia Belanda.
Kemudian C. van
Vollenhoven seorang ahli Hukum Adat selalu menggunakan nama Indonesier untuk
menggantikan nama Inlander dalam karangannya yang berjudul “Het Adatrecht van Nederlands-Indie”.
LIHAT JUGA: RangkumanLengkap Tentang Peristiwa Gerakan 30 September PKI 1965
LIHAT JUGA: RangkumanLengkap Tentang Peristiwa Gerakan 30 September PKI 1965
Kemudian seorang pribumi yang mula-mula menggunakan istilah “Indonesia” adalah Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara). Ketika dibuang ke negeri Belanda tahun 1913 beliau mendirikan sebuah biro pers dengan nama Indonesische Pers-bureau. Nama indonesisch (Indonesia) juga diperkenalkan sebagai pengganti indisch (Hindia) oleh Prof Cornelis van Vollenhoven (1917). Sejalan dengan itu, inlander (pribumi) diganti dengan indonesiĆ«r (orang Indonesia).
Nama
Indonesia
Nama Indonesia tersebut
berasal dari bahasa Yunani. Dari kata Indo dan Nesos. Indo berarti India atau
Hindia sedangkan Nesos berarti kepulauan. Dengan demikian arti nama Indonesia
adalah Kepulauan Hindia atau India. Menurut Earl, alasan utamanya menggunakan
kata Nesos adalah karena ia menduga kata Nusa yang sangat mirip dengan kata
Nesos yang berarti juga pulau atau kepulauan dalam bahasa Melayu Austronesia,
memiliki umur yang mungkin sama tuanya. Kata Nesos mirip dengan kata Nusa dan
memiliki umur yang sama.
Istilah 'Indonesia'
kemudian dipakai oleh tokoh-tokoh revolusioner Indonesia dalam memperjuangkan
kemerdekaan sekitar tahun 1920. Nama 'Indonesia' kemudian menjadi identitas
bangsa Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaannya.
LIHAT JUGA: Perjuangan Bangsa Indonesia Dalam Mencapai Kemerdekaan
LIHAT JUGA: Perjuangan Bangsa Indonesia Dalam Mencapai Kemerdekaan
Dari pergantian nama
organisasi - organisasi kebangsaan yang semakin menggelora, hingga puncaknya
pada tahun 28 Oktober 1928 ketika Sumpah Pemuda dituturkan, nama 'Indonesia'
dinobatkan sebagai nama tanah air bangsa secara sah.
Pada bulan Agustus 1939
tiga orang anggota Volksraad (Dewan Rakyat; parlemen Hindia Belanda), Muhammad
Husni Thamrin, Wiwoho Purbohadidjojo, dan Sutardjo Kartohadikusumo, mengajukan
mosi kepada Pemerintah Belanda agar nama Indonesiƫ diresmikan sebagai pengganti
nama "Nederlandsch-Indie". Permohonan ini ditolak. Sementara itu,
Kamus Poerwadarminta yang diterbitkan pada tahun yang sama mencantumkan lema
nusantara sebagai bahasa Kawi untuk "kapuloan (Indonesiah)". Akibatnya,
Belanda, yang kala itu masih menjajah Indonesia, mulai berhati-hati dengan
penggunaan kata yang dibuat Logan itu.
Hingga hari kemerdekaan
NKRI, nama 'Indonesia' tetap digunakan sebagai identitas bangsa dan nama sah
negara Republik Indonesia.
https://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_nama_Indonesia
http://www.maknaistilah.com/2016/07/asal-usul-nama-indonesia.html
https://news.mypangandaran.com/artikel/read/pendidikan-dan-budaya/38/siapakah-penemu-nama-indonesia.html
0 komentar:
Posting Komentar