BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Manusia dilahirkan sebagai makhluk
individu, selain itu manusia disebut juga sebagai makhluk sosial, dimana
manusia tidak akan lepas dari pengaruh lingkungannya. Manusia memiliki
kebutuhan dan kemampuan serta kebiasaan untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan
manusia lain atau disebut juga interaksi sosial. Interaksi sosial merupakan
suatu fondasi dari hubungan yang berupa tindakan yang berdasarkan norma dan
nilai sosial yang berlaku dan diterapkan dalam masyarakat. Dengan adanya nilai
dan norma yang berlaku, interaksi sosial itu sendiri dapat berlangsung dengan
baik. Sosiologi terutama menelaah gejala-gejala yang wajar dalam masyarakat
seperti norma-norma, kelompok sosial, lapisan masyarakat, lembaga-lembaga
kemasyarakatan, proses sosial, perubahan sosial dan kebudayaan, serta
perwujudannya. Tidak semua gejala tersebut berlangsung secara normal sebagaimana
dikehendaki masyarakat bersangkutan. Gejala-gejala yang tidak dikehendaki
merupakan gejala abnormal atau gejala-gejala patologis.
Masalah Sosial adalah suatu
ketidaksesuaian antara unsur – unsur kebudayaan atau masyarakat yang
membahayakan kehidupan kelompok sosial. Apabila antar unsur-unsur tersebut
terjadi bentrokan, maka hubungan-hubungan sosial akan terganggu sehingga
mungkin terjadi kegoyahan dalam kehidupan kelompok. Masalah-masalah sosial
tersebut berbeda dengan problema-problema lainya di dalam masyarakat karena
masalah-masalah sosial tersebut berhubungan erat dengan nilai-nilai sosial dan
lembaga-lembaga kemasyarakatan. Hal ini dinamakan masalah karena
bersnagkut-paut dengan gejala-gejala yang mengganggu kelanggengan dalam
masyarakat.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa yang
dimaksud dengan masalah sosial?
2. Faktor apa
saja yang dapat menyebabkan timbulnya masalah sosial?
3. Jelaskan cara
menyelesaikan masalah sosial!
C.
Tujuan
1. Menjelaskan
tentang masalah sosial.
2. Menyebutkan
faktor yang menyebabkan timbulnya masalah sosial.
3. Menjelaskan cara
menyelesaikan masalah sosial.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Masalah Sosial
Istilah masalah sosial mengandung
dua kata, yakni masalah dan sosial. Kata “sosial” membedakan masalah ini dengan
masalah ekonomi, politik, fisika, kimia, dan masalah lainnya. Meskipun
bidang-bidang ini masih terkait dengan masalah sosial. Kata “sosial” antara
lain mengacu pada masyarakat, hubungan sosial, struktur sosial, dan organisasi
sosial. Sementara itu kata “masalah” mengacu pada kondisi, situasi, perilaku
yang tidak diinginkan, bertentangan, aneh, tidak benar, dan sulit. Masalah
Sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur – unsur kebudayaan atau
masyarakat yang membahayakan kehidupan kelompok sosial.
Adanya berbagai pandangan para
tokoh sosiologi dalam mengidentifikasi masalah sosial. Pandangan itu antara
lain, sebagai berikut:
1. Soerjono Soekanto
Masalah sosial
merupakan suatu ketidaksesuaian antara unsur – unsur kebudayaan atau
masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial.
2. Soetomo
Masalah sosial
adalah sebagai suatu kondisi yang tidak diinginkan oleh sebagian besar warga
masyarakat.
3. Martin S. Weinberg
Masalah sosial adalah
situasi yang dinyatakan sebagai suatu yang bertentangan dengan nilai – nilai oleh
warga masyarakat yang cukup signifikan, di mana mereka sepakat dibutuhkannya
suatu tindakan untuk mengubah situasi tersebut.
B.
Faktor Penyebab Masalah Sosial
Terdapat 4 faktor utama penyebab timbulnya masalah
sosial, yaitu antara lain:
1. Faktor Ekonomi
Biasanya
berupa pengangguran, kemiskinan, dll. Dalam masalah ini bisanya yang
bertanggung jawab adalah pemerintah, karena pemerintah kurang menyediakan
lapangan perkerjaan bagi masyarakat. Faktor ekonomi juga dapat dijadikan acuan
maju atau tidaknya suatu negara dan faktor eknonomi juga dapat mempengaruhi
aspek psikologis dan biologis masyarakat.
2. Faktor Biologis
Ini menyangkut bertambahnya jumlah
penduduk dengan pesat yang dirasakan secara nasional, regional maupun local.
Pemindahan manusia (mobilitas fisik) yang dapat dihubungkan pula dengan
implikasi medis dan kesehatan masyarakat umum serta kualitas masalah pemukiman
baik dipedesaan maupun diperkotaan. Misalnya seperti kurang gizi, penyakit
menular dan lain – lain.
3. Faktor budaya
Ini menimbulkan berbagai
keguncangan mental dan berlalian dengan beraneka penyakit kejiwaan.
Pendorongnya adalah perkembangan teknologi (komunikasi dan transportasi) dan
implikasinya dalam kehidupan ekonomi hokum, pendidikan, keagamaan, serta
pemakaian waktu senggang.
4. Faktor Psikologis
Ini muncul jika psikologis suatu
masyarakat sangat lemah. Faktor psikologis juga dapat muncul jika beban hidup
yang berat yang dirasakan oleh masyarakat khususnya yang ada di daerah
perkotaan, pekerjaan yang menumpuk sehingga menimbulkan luapan emosi dan stres
yang nantinya dapat memicu konflik antar anggota masyarakat.
C.
Kemiskinan Sebagai Masalah Sosial
Kemiskinan adalah suatu keadaan di
mana seseorang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf
kehidupan kelompok dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga mental maupun
fisiknya dalam kelompok tersebut. Tingkat kemiskinan di masyarakat dapat diukur
melalui berbagai pendekatan, yaitu:
a. Secara Absolut, ialah kemiskinan tersebut dapat
diukur dengan standar tertentu. Seseorang yang memiliki taraf hidup di bawah
standar, maka dapat disebut miskin. Namun, jika seseorang yang berada di atas
standar dapat dikatakan tidak miskin.
b. Secara Relatif, digunakan dalam masyarakat yang
sudah mengalami perkembangan dan terbuka. Melalui konsep ini, kemiskinan dilihat
dari seberapa jauh peningkatan taraf hidup lapisan terbawah yang dibandingkan
dengan lapisan masyarakat lainnya.
Secara teoritis kemiskinan berdasarkan penyebabnya
dibedakan menjadi 2 kategori, yaitu:
a. Kemiskinan Natural atau Alamiah, yaitu kemiskinan
yang timbul sebagai akibat terbatasnya jumlah sumber daya atau karena tingkat
perkembangan teknologi yang rendah.
b. Kemiskinan Struktural, yaitu kemiskinan yang
terjadi karena struktur sosial yang ada membuat anggota atau kelompok
masyarakat tidak menguasai sarana ekonomi dan fasilitas – fasilitas secara
merata.
D. Kriminalitas Sebagai Masalah Sosial
Kriminalitas berasal dari kata “crime”
yang artinya kejahatan. Kriminalitas adalah semua perilaku warga masyarakat
yang bertentangan dengan norma-norma hukum pidana. Kriminalitas yang terjadi di
lingkungan masyarakat dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik dari dalam
maupun luar individu. Kejahatan juga dapat timbul karena perilaku menyimpang
dan kondisi masyarakat yang abnormal. Tindakan kriminalitas yang terjadi di
masyarakat harus menjadi perhatian aparat polisi dan masyarakat sekitar. Ada
beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk menghindari terjadinya masalah
kriminalitas di lingkungan masyarakat, antara lain:
a. Peningkatan dan pemantapan
aparatur penegak hukum.
b. Adanya koordinasi antara
aparatur penegak hukum dengan aparatur pemerintah lainnya yang saling
berhubungan.
c. Adanya partisipasi masyarakat
untuk membantu kelancaran pelaksanaan penanggulangan kriminalitas.
d. Membuat undang-undang, yang
dapat mengatur dan membendung adanya tindakan kejahatan.
E.
Kesenjangan Sosial Sebagai Masalah Sosial
Kesenjangan sosial adalah suatu
keadaan ketidakseimbangan sosial yang ada di masyarakat yang menjadikan suatu perbedaan yang sangat
mencolok. Dalam hal kesenjangan sosial sangatlah mencolok dari berbagai aspek
misalnya dalam aspek keadilanpun bisa terjadi. Antara orang kaya dan miskin
sangatlah dibedakan dalam aspek apapun, orang desa yang merantau dikotapun ikut
terkena dampak dari hal ini. Adanya ketidak pedulian terhadap sesama ini
dikarenakan adanya kesenjangan yang terlalu mencolok antara yang “kaya” dan
yang “miskin”. Kesenjangan sosial dapat terjadi karena pembangunan dan
modernisasi tidak dilaksanakan secara merata dan berimbang.
Menurut Lewis (1983), budaya
kemiskinan dapat terwujud dalam berbagai konteks sejarah, namun lebih cendrung
untuk tumbuh dan berkembang di dalam masyarakat yang memiliki seperangkat
kondisi:
1. Sistem ekonomi uang, buruh upah dan sistem
produksi untuk keuntungan tetap
tingginya tingkat pengangguran dan setengah pengangguran bagi tenaga tak
terampil
2. Rendahnya upah buruh
3. Tidak berhasilnya golongan berpenghasilan rendah
meningkatkan organisiasi sosial, ekonomi dan politiknya secara sukarela maupun
atas prakarsa pemerintah
4. Sistem keluarga bilateral lebih menonjol daripada
sistem unilateral, dan
5. Kuatnya seperangkat nilai-nilai pada kelas yang
berkuasa yang menekankan penumpukan harta kekayaan dan adanya kemungkinan
mobilitas vertical, dan sikap hemat, serta adanya anggapan bahwa rendahnya
status ekonomi sebagai hasil ketidaksanggupan pribadi atau memang pada dasarnya
sudah rendah kedudukannya.
Menurut Parker Seymour dan Robert
J. Kleiner (1983) formulasi kebudayaan kemiskinan mencakup pengertian bahwa
semua orang yang terlibat dalam situasi tersebut memiliki aspirasi-aspirasi
yang rendah sebagai salah satu bentuk adaptasi yang realistis.
Beberapa ciri kebudayaan kemiskinan adalah :
1.
Fatalisme,
2.
Rendahnya tingkat aspirasi,
3.
Rendahnya kemauan mengejar sasaran,
4. Kurang
melihat kemajuan pribadi ,
5. Perasaan
ketidak berdayaan/ketidakmampuan,
6. Perasaan
untuk selalu gagal,
7. Perasaan
menilai diri sendiri negatif,
8. Pilihan
sebagai posisi pekerja kasar, dan
9. Tingkat
kompromis yang menyedihkan.
F.
Ukuran-Ukuran Sosiologi Terhadap Masalah Sosial
Di dalam menentukan apakah suatu masalah-masalah
problema sosial atau tidak, sosiologi menggunakan beberapa pokok persoalan
sebagai ukuran, yaitu sebagai berikut:
a. Kriteria Utama
Suatu masalah sosial, yaitu tidak
adanya penyesuaian antara ukuran-ukuran dan nilai-nilai sosial dengan
kenyataan-kenyataan serta tindakan-tindakan sosial. Unsur-unsur yang pertama
dan pokok masalah sosial adalah adanya perbedaan yang mencolok antara nilai-nilai
dengan kondisi-kondisi nyata hidupnya. Artinya, adanya kepincangan-kepincangan
antara anggapan-anggapan masyarakat tentang apa yang seharusnya terjadi dengan
apa yang terjadi dalam kenyataan pergaulan hidup.
b. Sumber-Sumber Sosial dan Masalah Sosial
Pernyataan tersebut di atas sering
kali diartikan secara sempit, yaitu masalah sosial merupakan
persoalan-persoalan yang timbul secara langsung dari atau bersumber langsung
pada kondisi-kondisi maupun proses-proses sosial. Jadi, sebab-sebab terpenting
masalah sosial haruslah bersifat sosial. Ukurannya tidaklah semata-mata pada
perwujudannya yang bersifat sosial, tetapi juga sumbernya. Berdasarkan jalan
pikiran yang demikian, kejadian-kejadian yang tidak bersumber pada perbuatan
manusia bukanlah merupakan masalah sosial.
c. Pihak-Pihak yang Menetapkan Apakah suatu
Kepincangan Merupakan Masalah Sosial atau Tidak.
Dalam hal ini para sosiologi harus
mempunyai hipotesis sendiri untuk kemudian di uji coba pada kenyataan-kenyataan
yang ada. Sikap masyarakat itu sendirilah yang menentukan apakah suatu gejala
merupakan suatu masalah sosial atau tidak.
d. Perhatian Masyarakat dan Masalah Sosial
Suatu masalah yang merupakan
manifest social problem adalah kepincangan-kepincangan yang menurut keyakinan
masyarakat dapat diperbaiki, dibatasi atau bahkan dihilangkan. Lain halnya
dengan latent social problem yang sulit diatasi karena walaupun masyarakat
tidak menyukainya, masyarakat tidak berdaya untuk mengatasinya. Di dalam
mengatasi masalah tersebut, sosiologi seharusnya berpegang pada perbedaan kedua
macam masalah tersebut yang didasarkan pada sistem nilai-nilai masyarakat; sosiologi
seharusnya mendorong masyarakat untuk memperbaiki kepincangan-kepincangan yang
diterimanya sebagai gejala abnormal yang mungkin dihilangkan atau diatasi.
BAB 3
PENUTUPAN
A. KESIMPULAN
Masalah Sosial ialah ketidaksesuaian
antara unsur – unsur kebudayaan yang membahayakan kehidupan kelompok sosial dan
sebagai suatu kondisi yang tidak diinginkan oleh sebagian masyarakat. Apabila
antar unsur-unsur tersebut terjadi bentrokan, maka hubungan-hubungan sosial
akan terganggu sehingga mungkin terjadi kegoyahan dalam kehidupan kelompok. Masalah
sosial dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu alam, biologis, budaya dan
sosial. Masalah sosial juga memiliki karakteristik khusus yang menjadikan
masalah tersebut menjadi masalah sosial.
Beberapa masalah sosial penting
meliputi, kemiskinan, kejahatan, disorganisasi keluarga, masalah generasi muda
dalam masyarakat modern, peperangan, pelanggaran terhadap norma-norma
masyarakat, masalah kependudukan, masalah lingkungan hidup, birokrasi. Kejahatan
juga dapat timbul karena perilaku menyimpang dan kondisi masyarakat yang abnormal.
Ukuran - ukuran Sosiologi terhadap masalah sosial meliputi, kriteria utama, sumber
- sumber sosial dan masalah sosial.
B. SARAN
Untuk menghadapi masalah sosial
dibutuhkan sikap yang bijaksana dan cermat dalam meneliti sebuah masalah sosial
itu. Tidak sedikit masalah sosial dikaitkan dengan suasana hati seseorang, oleh
karena itu kita harus berusaha menyikapi suatu masalah sosial dengan baik.
Tidak menghakimi seseorang yang tersangkut masalah sosial secara langsung,
karena negara kita memiliki hukum yang baik untuk mengatasi hal-hal seperti
itu.
0 komentar:
Posting Komentar